17.6.14

Di cintai Raksasa Mencintai Dia

raksasa sudah lama pergi mencari ketenangan,
kini dia kembali dengan sedikit senyuman,
alangkah indahnya wajah raksasa diulit senyuman,
teringat masa bersama puteri dahulu,
setiapkali berpandangan sesama sendiri,
wajah ceria tak pernah putus,
belaian wajah puteri tak pernah hilang,
setiap inci rupa puteri,
raksasa tak pernah lupa,
rambut puteri yang panjang dan rapi,
masih raksasa rasakan,
hangat senyuman puteri membuatkan semua keresahan,
menjadi ketenangan.

seperti diawang awangan,
bintang dan bulan yang diimpikan oleh mereka,
wujud dalam dimensi cinta mereka dahulu,
masih segar dalam ingatan,
tiada siapa boleh memadam memori raksasa,
tiada siapa yang dapat tahu apa itu cinta mereka,
tapi sayang,
yang merasanya hanya raksasa sendiri,
puteri telah jauh mengembara bersama si puteranya,
puteri tak akan pandang kebelakang,
mencari sejarah cinta mereka,
yang sudah lama berkubur.

raksasa itu sakit bukan?,
kesakitan itu amat sangat,
sampaikan raksasa sendiri tidak dapat menahannya.
tapi kenapa raksasa masih menunggu?,
menunggu keajaiban muncul?,
muncul untuk menyatukan cinta raksasa dan si dia semula?

wahai raksasa, 
pergilah....
pergilah mencari cinta yang baru,
harapan, harapan, harapan....
mengapa raksasa terus berharap?,
sedangkan raksasa tahu itu mustahil,
sangat mustahil raksasa,
pergilah raksasa.

satu jawapan yang memadamkan seribu pertanyaan,
raksasa menjawab,
"cinta yang setia meninggalkan sedikit harapan"
"cinta yang mati meninggalkan memori"
"harapan dan memori itulah menghidupkan cinta kembali"

sungguh susah untuk di fahami.
tapi saya yakin,
itulah raksasa, 
hanya mahu rasa cinta,
dan

dicintai.

selesai..

No comments:

Post a Comment